SAHABAT RAKYAT, Jakarta — Dalam rangka mengoptimalkan Program Transmigrasi Patriot, Kementerian Transmigrasi menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Hal ini sebagai langkah strategis pendidikan tinggi dalam membangun kawasan transmigrasi berbasis inovasi pendidikan dan teknologi.Nota Kesepahaman Bersama tersebut mendukung konsep baru transmigrasi yang fokus membangun kawasan ekonomi terintegrasi melalui aspek pendidikan. Selasa  (6/5).

“Orang pintar adalah orang yang mampu menjawab persoalan. Maka kita libatkan ITB
agar konsep Trans Patriot ini benar-benar menjawab kebutuhan di lapangan tentang
konsep baru transmigrasi,” kata Menteri Iftitah dalam sambutannya.
Rektor ITB, Prof. Tatacpita Dirgantara menyambut baik kerja sama ini dan berharap
kolaborasi antara dunia akademik dan pemerintah dapat menghasilkan karya nyata
yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat.

“Harapannya melalui kerja sama ini dapat meningkatkan kapasitas dosen atau pun
mahasiswa yang nantinya dapat menjadi media pembelajaran di ruang kuliah,” ujar
Rektor.

Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan kawasan transmigrasi tidak hanya menjadi
tempat relokasi penduduk, tetapi juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang
berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemandirian masyarakat.

Lebih lanjut, Mentrans mengungkapkan bahwa Kementerian Transmigrasi sedang
menyiapkan keberangkatan 2.000 Tim Ekspedisi Patriot pada tahun ini. Sedangkan
program Transmigran Patriot akan dimulai pada tahun depan sebagai lanjutan dari
program tersebut.

Salah satu fokus utama dalam konsep Trans Patriot adalah menciptakan korporasi
masyarakat yang menjadi wadah bagi para transmigran untuk mengembangkan usaha
secara kolektif dan mandiri. “Lahan sudah siap, pengusaha juga sudah mendapatkan
solusi karena sudah ada korporasi masyarakat,” jelas Mentrans.

Ke depan, Kementerian berharap semakin banyak investor yang tertarik untuk masuk
dan mengembangkan kawasan transmigrasi. Kerja sama dengan perguruan tinggi
seperti ITB diharapkan mampu mempercepat hadirnya inovasi yang menjawab
kebutuhan pembangunan, termasuk dalam hal riset.

Mentrans juga meminta dukungan penuh dari jajarannya dalam hal pengadaan alat
riset. “Kebutuhan pembelian alat untuk riset, tolong disupport kepada Dirjen saya.
Jangan sampai penelitian terhambat karena tidak ada alat,” tegasnya.