Kemensos Telah Susun Langkah Antisipatif Hadapi COVID-19

Jakarta  – Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Emrus Corner, Emrus Sihombing menilai Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyusun langkah-langkah antisipatif dalam mengahadapi virus corona atau COVID-19 di Tanah Air.

“Menteri Sosial Juliari P. Batubara sudah bekerja serius dan fokus. Hal ini bisa ditelisik dari rangkaian kebijakan yang diformulasikan dalam mengatasi dampak pandemi COVID-19,” kata dia di Jakarta, Kamis.

Menurut Emrus, sejak awal pandemi terjadi di Tanah Air, Kemensos sudah menyusun langkah-langkah antisipasipatif yakni dengan memperluas kepesertaan dan meningkatkan indeks bantuan pada bantuan sosial (bansos) reguler.

Di antaranya Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Termasuk pula meluncurkan bansos sembako maupun tunai untuk masyarakat terdampak COVID-19.

Menurutnya, bansos yang menjangkau jutaan orang tersebut merupakan langkah antisipatif dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19. Sebagai contoh PKH menyentuh 10 juta keluarga, BPNT 20 juta penerima manfaat. Selanjutnya bansos tunai sembilan juta keluarga.

“Pelaksanaan program di lapangan juga dipantau bahkan menjelang Idul Fitri masih berada di lapangan untuk memastikan distribusi bansos berjalan baik,” kata Emrus.

Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan tersebut mengatakan pandemi merupakan fenomena global yang datang tiba-tiba. Semua kebijakan harus diubah termasuk yang dibuat di masa normal secepatnya menyesuaikan masa masa krisis.

“Ini kan tidak mudah. Termasuk kebijakan jaring pengaman sosial, ini jangka waktu beberapa bulan. Serba cepat,” katanya.

Senada dengan itu, pengajar Sosiologi Fisip UNHAS Rahmat Muhammad mengatakan menghadapi situasi yang krusial seperti saat ini dibutuhkan manuver yang solutif dan terkoordinasi rapi terutama dalam mengambil keputusan.

“Metode pendistribusian bantuan sosial dibutuhkan ketelitian yang cukup jeli terutama dalam pendataan kepada siapa yg berhak untuk menerima,” katanya.

Sementara itu, salah seorang penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kabupaten Bekasi Erianti (52) mengaku terharu mendapatkan uang sebesar Rp600 ribu tersebut. Bahkan, ibu dua anak itu tidak pernah membayangkan sebelumnya bisa menerima bantuan.

“Kebetulan rumah saya itu sekarang lagi bocor, dari kemarin ingin memperbaikinya tapi tidak ada uang. Rencananya BST ini saya gunakan untuk memperbaiki atap rumah,” kata dia sambil meneteskan air mata.

Oleh karena itu, uang senilai Rp600 ribu tersebut pertama kali akan ia gunakan untuk memperbaiki atap rumah yang sudah bocor sejak beberapa waktu terakhir.(Ant)