Banda Aceh – Sebanyak empat kabupaten di Provinsi Aceh yakni Aceh Singkil, Aceh Selatan, Aceh Barat dan Aceh Timur. diterjang banjir dan menyebabkan ratusan warga mengungsi ke tempat saudaranya serta tenda darurat sejak hari Jumat (6/1/2017).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Aceh Selatan, Erwiandi, pada hari Minggu (8/1/2017) mengatakan bahwa posko kesehatan itu berada di tiga titik pengungsian, yakni Kompi Brimob dan Masjid Desa Cot Bayu, Kecamatan Tumon Tengah serta di Desa Ujong Pasir, Kecamatan Kluet Selatan yang mana masyarakat mulai mengeluh gatal-gatal mungkin disebabkan pengaruh terendam banjir.

Menurut Erwiandi, pada Sabtu (7/1/2017) sore pihaknya menerima keluhan dari para tenaga medis yang siaga di lokasi pengungsian karena stok obat-obatan khususnya salap untuk mengobati penyakit gatal sudah habis.

“Kehabisan obat ini dapat kita maklumi karena jumlah masyarakat yang menempati posko pengungsian tergolong banyak. Namun berdasarkan hasil koordinasi terakhir kami dengan pihak Dinas Kesehatan, persoalan kehabisan obat tersebut pada hari ini sudah tertangani sehubungan telah dipasoknya obat-obatan tambahan dari gudang Tapaktuan dan dari sejumlah Puskesmas,” ujar Erwiandi.

Ia menyebutkan, di lokasi pengungsian Kompi Brimob Trumon ada sebanyak 85 kepala keluarga, dan di antaranya terdapat 48 anak balita, 3 ibu hamil dan 15 lanjut usia. Di lokasi ini selain telah didirikan tenda posko kesehatan juga telah dikerahkan mobil dapur umum milik Pemkab Aceh Selatan.

Kemudian di lokasi pengungsian Masjid Desa Cot Bayu, Kecamatan Trumon Tengah ada 40 KK dan di Kecamatan Kluet Selatan ada 58 KK yang mengungsi karena rumahnya sudah terendam banjir.

“Namun khusus di Ujong Pasir Kecamatan Kluet Selatan ini tidak didirikan tenda posko pengungsian. Karena para pengungsi lebih memilih tinggal di rumah sanak keluarganya di desa-desa tetangga,” katanya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Aceh Barat mencatat 19.289 jiwa warga Aceh Barat terkena dampak banjir susulan yang menerjang 11 kecamatan daerah itu dan dilaporkan banjir terus meluas sehingga ribuan warga terpaksa dievakuasi, akan tetapi warga enggan mengungsi.

“Yang terparah saat ini banjir sudah mengepung Kecamatan Kaway XVI. Kami terus memantau perkembangan ekses banjir yang masih terjadi di Kecamatan Pante Cereumen juga karena dari sini semua awal banjir meluas ke hilir,” sebutnya.

Hingga hari keempat banjir mengepung daerah itu, setidaknya telah merendam 11 dari 12 kecamatan, meliputi 74 desa sehingga terdampak terhadap 5.946 kepala keluarga dengan 19.289 jiwa, ketinggian debit air banjir 50-170.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Camat Singkil Ricki Yodyska kepada wartawan mengatakan sudah 16 desa di Aceh Singkil terendam banjir, walaupun dua desa lagi masih sebahagiannya yang direndam banjir.

Desa Kecamatan Singkil yang terendam banjir yaitu, Desa Suka damai, Pemuka, Ujung bawang, Pea Bumbung, Selok Aceh, Pulo sarok, Desa pasar, Ujung, Kilangan, Suka makmur, Kuta Simboling, Teluk rumbia, Rantau gedang, Trandas Siti ambia, Teluk ambun dan Takal pasir.

“Upaya yang dilakukan terhadap dampak banjir Singkil, seperti biasa pihak kita melakukan pendataan-pendataan rumah yang terendam, ” ujarnya.

Jadi, kataya, penanganan darurat untuk korban banjir saat ini pemerintahan setempat mempersiapkan truk posko dapur umum di dua titik terparah banjir, yaitu Desa Ujung bawang dan Desa Suka makmur.

Ricki mengatakan, air bah atau banjir kiriman juga mulai menggenangi ruas jalan Singkil kemarin Kamis(5/1) sekitar pukul 16.00 WIB di beberapa desa, genangan terus tinggi menggenangi 16 Desa mengarah ke Kota Singkil dan terus bermuara ke Kuala Singkil.

Sumber air bah yang masuk ke Kota Singkil, Ibu kota Kabupaten Aceh Singkil dengan ketinggian mencapai 60 sentimeter tersebut, berdasarkan pengamatan wartawan, berasal dari luapan sungai Cinendang akibat tingginya curah hujan beberapa hari terakhir ini, terus mengalir ke Sungai Singkil dan bermuara ke laut Singkil.

Kemudian, banjir serta angin puting beliung juga menerjang wilayah Aceh Utara, Camat Seunuddon, Aceh Utara, Fatwa Maulana yang dihubungi wartawan menyebutkan, sebanyak 26 unit rumah yang rusak, wilayah itu dan 7 unit berada di Kecamatan Tanah Jambo Aye, sedangkan korban jiwa dilaporkan tidak ada.

“Data yang baru diperoleh petugas kita, kerusakan rumah di Seunuddon mencapai 26 unit. sebanyak 24 rusak berat dan 2 lainnya rusak ringan,” tambah dia.

Menurut Fatwa Maulana, tingkat kerusakan rumah warga di Kecamatan Seunuddon bervariasi, ada yang atapnya tercopot, pohon rubuh dan lain sebagainya.

“Kerusakannya yang kami hitung misalnya ada lima lembar seng terkelupas dari atap. Sementara yang satu lembar dan dua lembar seng tidak kami hitung,” katanya.

Ia menyebutkan, kerusakan rumah warga berada di sejumlah desa, seperti Desa Alue Barueh, Paya Dua Uram, Paya Dua Ujong, Lhok Geulitut, Lhok Rambideng, Ulee Titi, Cot Kafiraton dan Desa Blang Pha.

Sementara di Kecamatan Tanah Jambo Aye, berdasarkan versi dari pejabat polisi setempat menyebutkan ada 7 unit rumah yang rusak akibat angin kencang, di antaranya berada di Desa Matang Jurong dan Desa Tanjong Dalam.

Hingga kini banjir yang melanda beberapa wilayah tersebut sudah berangsur surut dan sebagian warga sudah kembali dan mulai membersihkan rumahnya dari lumpur akibat banjir yang mengenangi rumah mereka. (Ant/A1)