Ini Tiga Strategi Pemerintah Menyiapkan Generasi Cerdas Berkarakter

SAHABAT RAKYAT, Jakarta – Pemerintah menegaskan komitmennya dalam melindungi dan mempersiapkan generasi muda Indonesia melalui tiga strategi terpadu, yaitu peningkatan gizi, perlindungan digital, dan penguatan karakter budaya.

Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyampaikan bahwa ketiga strategi tersebut menjadi fondasi penting untuk membentuk anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkarakter menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam perlindungan digital, Pemerintah telah resmi memberlakukan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP TUNAS). Seluruh platform digital pun diwajibkan untuk mencegah anak dari paparan konten berbahaya. “Platform digital harus menyediakan filter konten, verifikasi usia, dan kontrol orang tua. Anak-anak berhak tumbuh aman, sehat, dan terlindungi,” kata Menkomdigi dalam keterangannya terkait kunjungan kerja menghadiri pertunjukan budaya di Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (4/10/2025).

Menurutnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) pun memastikan informasi program Makan Pergizi Gratis (MBG) dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) mudah dipahami masyarakat, sehingga orang tua tahu manfaat langsung bagi tumbuh kembang anak. “Ruang digital tidak boleh mendominasi seluruh kehidupan anak. Mereka pun tetap harus bersentuhan dengan budaya dan pengalaman nyata. Mangkunegaran, misalnya, bisa menjadi ruang belajar bagi generasi muda agar dekat dengan akar budaya bangsa,” jelasnya.

Lebih lanjut Meutya mengatakan, kemajuan teknologi digital memberi banyak kemudahan, tetapi budaya tak bisa ditinggalkan, harus berjalan beriringan.

Penguatan budaya ini dinilai selaras dengan tugas Kemkomdigi yang tidak hanya mengatur tata kelola ruang siber, tetapi juga memastikan bahwa ruang komunikasi dan informasi menjadi medium bagi penyebaran nilai-nilai budaya bangsa.

Melalui literasi digital, katanya, program konten positif, dan kolaborasi dengan lembaga budaya, pemerintah hadir menyeimbangkan percepatan teknologi dengan pelestarian identitas nasional. “Dengan demikian, anak-anak tidak hanya terlindungi dari sisi digital, tetapi juga mendapatkan ruang pembelajaran yang menanamkan rasa cinta tanah air, menghormati kearifan lokal, dan membangun karakter kebangsaan,” pungkas Menkomdigi. (Red)