SAHABAT RAKYAT, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadia, menegaskan komitmen Indonesia dalam mendorong penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) agar target Net Zero Emission atau Nol Emisi Bersih pada 2060 tercapai.
Hal itu disampaikan Menteri ESDM Bahlil Lahadia, dalam acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jumat (10/10/2025).
Bahlil mengatakan, salah satu upaya Indonesia untuk mencapai NZE dengan penggunaan 1 Mega Watt (MW) solar panel atau panel surya di setiap desa. “Dengan 80 ribu desa maka total energi dari soalr panel mencapai 80 Giga Watt (GW), “ katanya.
Menurut Menteri ESDM, pihaknya juga akan melakukan kolaborasi dengan investor dari dalam negeri dan luar negeri untuk mempercepat penggunaan EBT. “Saat ini kami sedang membuat regulasi yang cepat dan tidak berbelit untuk mempercepat penggunaan EBT,” ujarnya.
Lebih lanjut, diakui Bahlil Lahadalia, sejauh ini hampir semua negara sudah menggunakan penggunaan energi hijau karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Peluang inilah yang ditangkap pemerintah, mengingat potensi energi hijau yang begitu besar diimiiliki Indonesia seperti panas bumi, tenaga surya, air, dan angin.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, dalam Indonesia Energy Transition Dialogue 2025, Senin (6/10/2025), mengungkapkan capaian energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional telah mencapai 16 persen pada semester kedua 2025, meningkat dua persen dibandingkan tahun lalu. “Semester ini kita sudah mencapai 16 persen renewable energy di dalam energy mix total. Jadi memang target 23 persen belum tercapai, tetapi alhamdulillah dalam satu tahun ini naik dua digit. PR kita masih banyak untuk mencapainya,” ujar Eniya, melalui keterangan resmi, Senin (6/10/2025).
Menurut Eniya, target bauran EBT sebesar 23 persen kemungkinan baru akan tercapai pada 2029 atau 2030, menyesuaikan dengan kesiapan infrastruktur dan investasi nasional.
Pemerintah, kata dia, kini berfokus memperkuat realisasi proyek-proyek EBT melalui dokumen perencanaan nasional, termasuk Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 milik PT PLN (Persero).
Forum tahunan ISF 2025 akan berlangsung pada 10–11 Oktober 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), mengusung tema “Investing for a Resilient, Sustainable and Prosperous World.” ISF 2025 dirancang bukan hanya sebagai ruang diskusi, tetapi juga sebagai platform nyata untuk menghubungkan ambisi global dengan potensi lokal.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2023, ISF telah menjadi katalis berbagai nota kesepahaman (MoU) strategis di bidang transisi energi, transportasi berkelanjutan, ekonomi hijau inklusif, hingga teknologi penangkapan karbon. Kesepakatan-kesepakatan tersebut menjadi fondasi penting dalam percepatan investasi berkelanjutan di Indonesia.
Kali ini, ISF 2025 akan menampilkan sejumlah sesi strategis seperti diskusi pleno, dialog tematik, roundtable investasi, serta pameran proyek siap ditanamkan modal (Investment Project Ready to Offer/IPRO). Isu-isu kunci yang diangkat mencakup ketahanan pangan dan air, energi terbarukan, hilirisasi mineral kritis, pengembangan bioenergi, serta penguatan sumber daya manusia dalam era digital dan kecerdasan buatan. (red)