SAHABAT RAKYAT, Jakarta – Kementerian Kehutanan menegaskan pentingnya kolaborasi dengan masyarakat lokal, swasta, dan masyarakat adat untuk mewujudkan pembangunan ekosistem hutan yang berkelanjutan.
Hal itu disampaikan Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni, dalam acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025–11 Oktober 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jumat (10/10/2025).
Menurut Raja Juli, pihaknya juga memberikan akses keuangan dan bisnis terhadap masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan. “Masyarakat adat dapat melakukan pengelolaan terhdap hutan serta adanya kerja sama dengan lembaga internasional seperti World Wild Fund (WWF),” katanya.
Raja Juli menegaskan, pemerintah mengembangkan kerja sama untuk konservasi hutan serta manajemen pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Selain itu, Menhut Raja Juli mengungkapkan pihaknya memiliki lima program strategis. Kelimanya adalah, digitalisasi layanan untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi, penguasaan hutan yang berkeadilan, hutan sebagai sumber swasembada pangan, menjaga hutan Indonesia sebagai paru-paru dunia, serta kebijakan Indonesia satu peta (One Map Policy).
Dalam kesempatan tersebut, di sela sesi panel ISF 2025 dilakukan penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) terkait Infrastructure Project Facilitation Office, antara Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur dengan Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan. Selain itu, ada penandatangan nota kesepahaman lainnya,
- MoU antara Indonesia – Germany Cooperation for Sustainable Development (diwakili GIZ dan Kadin Indonesia)
- Strategic Collaboration for Net Zero Advisory & Solutions (antara Utomodeck Group dan PT Sumberdaya Lestari)
- Indonesia Incorporated on Seaweed – Advancing a Sustainable Blue Economy (antara APINDO, Standard Chartered, Conservation International dan Konservasi Indonesia)
Ajang ISF 2025 akan berlangsung pada 10–11 Oktober 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), mengusung tema “Investing for a Resilient, Sustainable and Prosperous World.” ISF 2025 dirancang bukan hanya sebagai ruang diskusi, tetapi juga sebagai platform nyata untuk menghubungkan ambisi global dengan potensi lokal.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2023, ISF telah menjadi katalis berbagai nota kesepahaman (MoU) strategis di bidang transisi energi, transportasi berkelanjutan, ekonomi hijau inklusif, hingga teknologi penangkapan karbon. Kesepakatan-kesepakatan tersebut menjadi fondasi penting dalam percepatan investasi berkelanjutan di Indonesia.
Kali ini, ISF 2025 akan menampilkan sejumlah sesi strategis seperti diskusi pleno, dialog tematik, roundtable investasi, serta pameran proyek siap ditanamkan modal (Investment Project Ready to Offer/IPRO). Isu-isu kunci yang diangkat mencakup ketahanan pangan dan air, energi terbarukan, hilirisasi mineral kritis, pengembangan bioenergi, serta penguatan sumber daya manusia dalam era digital dan kecerdasan buatan. (Red)