Profil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Periode 2019-2024

Ir. H. AA La Nyalla Mahmud Mattalitti atau lebih dikenal dengan sapaan La Nyalla Mattalitti telah resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI untuk masa jabatan 2019-2024. Sebelumnya, La Nyalla ditetapkan sebagai Ketua DPD melalui mekanisme voting yang dilakukan 134 anggota DPD yang hadir. La Nyalla mendapatkan 47 suara mengalahkan tiga pesaingnya, yakni Nono Sampono dengan 40 suara, Mahyudin 28 suara, dan Sultan Bachtiar 18 suara. La Nyalla juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2015-2016. La Nyalla lahir pada tanggal 10 Mei 1959 dan kini menjabat sebagai Ketua DPD RI Periode 2019-2024 dari Provinsi Jawa Timur dengan perolehan suara 2.267.058.

La Nyalla lahir di Jakarta, 10 Mei 1959. La Nyalla besar dari keluarga berpendidikan dan pengusaha. Ayahnya Mahmud Mattalitti merupakan dosen yang pernah dipercaya sebagai Pembantu Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga. Sedangkan kakeknya Haji Mattalitti adalah seorang saudagar Bugis-Makassar yang cukup disegani di Surabaya, Jawa Timur.

Mengikuti orang tuanya, La Nyalla menghabiskan sebagian besar hidupnya di Surabaya. Ia mengenyam pendidikan di SD Bhinneka Bhakti, Surabaya. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Surabaya, SMA Negeri 3 Surabaya, serta mengambil kuliah Teknik Sipil di Universitas Brawijaya.

Sejak kecil, La Nyalla memilki sifat bebal dan pemberani. Bahkan, orang tuanya pun menyerah menghadapi La Nyalla yang kerap bikin onar. Ia sampai dmasukan ke pesantren di Bekasi.

Namun, setelah beranjak dewasa, La Nyalla yang rindu mondok memilih nyantri di kompleks Makam Sunan Giri Gresik. Ia juga kerja serabutan sebagai sopir angkot. Ia juga menghimpun para preman yang berkeliaran di sekitar tempatnya mondok dan mengajak mereka bertaubat. Hebatnya, banyak preman yang kemudian setia mengikutinya.

Kisah nekat La Nyalla sebagai pengusaha diawali dengan membuat pameran kreativitas anak muda tahun 1989. Tapi, acara tersebut gagal total karena tak ada seorang pun yang datang. Maspion selaku sponsor pun menderita kerugian besar. Kerugian mencapai Rp 180 juta itu pun dicicil La Nyalla Rp 250 ribu per bulan.

Tidak kapok, La Nyalla kembali meminta bantuan sponsorship Maspion sebesar Rp 5 juta untuk mengadakan pameran. Ternyata hasilnya justru lebih baik dari yang pertama. Pameran ini adalah cikal bakal dari Surabaya Expo yang kemudian rutin diadakan setiap tahun hingga 2001. Barulah label sebagai seorang pengusaha melekat di dalam citra La Nyalla. Ia pun akhirnya menekuni profesinya sebagai pengusaha. Bahkan ia aktif sebagai Kepala Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jawa Timur.

Kepopuleran dirinya di Jawa Timur kian memuncak. La Nyalla bahkan aktif mengikuti organisasi kepemudaan dan kepartaian. Ia pernah didaulat sebagai Ketua DPW Partai Patriot Jawa Timur dan Ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur.

La Nyalla terjun dalam bidang olah raga pada tahun 2010, ia dipercaya sebagai Wakil Ketua Komisi Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur. Baru di tahun 2011, La Nyalla menjabat sebagai Wakil Ketua PSSI Jawa Timur.

Di tahun berikutnya, La Nyalla dipercaya sebagai Ketua Umum PSSI-KPSI (Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia) periode 2012-2016 menggantikan Johar Arifin Hussein. Lalu, setelah PSSI dan KPSI menyatu, La Nyalla menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PSSI 2013-2015 menggantikan Farid Rahman. Kiprahnya di PSSI semakin moncer, selang 2 tahun ia dikukuhkan sebagai Ketua Umum PSSI melalui voting pada Kongres Luar Biasa PPSI. La Nyalla memperoleh 94 suara mengalahkan Syarif Bastaman yang hanya dapat 14 suara. Namun, hasil kongres ini tidak mendapat lampu hijau dari Menpora yang berujung konflik antara PSSI dan pemerintah.

Di tengah konflik tersebut, muncul kasus korupsi menjerat La Nyalla. Ia diduga menyelewengkan dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2014 saat ia menjadi pengusaha sebagai pengurus Kadin Jatim. La Nyalla dinyatakan tersangka.

Namun, majelis hakim memvonis bebas La Nyalla, yang digelar 27 Desember 2016. Selang setahun lebih, tepatnya pada Januari 2018 La Nyalla kembali jadi sorotan publik. Ia terlibat konflik dengan Partai Gerindra, partai besutan Prabowo Subianto, atas isu mahar politik sebesar 40 Miliar Rupiah untuk pencalonan dirinya sebagai Cagub Jawa Timur.

Keluarga
Orang Tua : Mahmud Mattalitti
Istri : Muchmudah

Riwayat Pendidikan
– SD Bhinneka Bhakti, Surabaya (1965-1971)
– SMP Negeri 1 Surabaya (1971-1974)
– SMA Negeri 3 Surabaya (1974-1977)
– Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (1977-1984)

Riwayat Pekerjaan
– Manajer PT Airlanggatama Nusantara Sakti
– Komisioner PT Airlangga Media Cakra Nusantara
– Komisioner PT Pelabuhan Jatim Satu

Riwayat Organisasi
– Ketua Umum MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur
– Bendahara GM Kosgoro Jawa Timur
– Bendahara Dewan Perwakilan Daerah (DPD) KNPI Jawa Timur
– Ketua HIPMI Jawa Timur
– Deputi bendahara DPD Golkar Jawa Timur
– Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai Patriot Pancasila Jawa Timur
– Kepala Cabang Partai Patriot
– Ketua DPW Asosiasi Konsultan Indonesia (ASKONI) Jawa Timur
– Kepala GAPEKNAS
– Kepala Asosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia (ATAKI)
– Kepala Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jawa Timur
– Wakil Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur
– Ketua Pengprov PSSI Jawa Timur
– Anggota Komite Eksekutif PSSI
– Ketua Umum PSSI (versi KPSI)
– Wakil Ketua Umum PSSI
– Ketua Umum PSSI
– Anggota Istimewa Partai Bulan Bintang. (Adv)