Kemensos Serahkan Santunan Ahli Waris dan Bantuan Logistik Untuk Warga Jeneponto

Jeneponto – Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat menyerahkan santunan kepada ahli waris 14 korban meninggal di Kabupaten Jeneponto, bantuan logistik tanggap darurat dan bantuan peralatan kebersihan total sebesar Rp1.3 miliar.

“Memperhatikan dan merespon cepat arahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait warga terdampak bencana di Sulsel, maka dengan ini kami sampaikan santunan ahli waris, bantuan logistik, dan peralatan kebersihan untuk warga Jeneponto,” kata Harry dalam sambutannya mewakili Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jeneponto, Senin.

Penyerahan bantuan secara simbolis disampaikan Dirjen kepada Bupati Jeneponto Iksan Iskandar bertempat di Posko Penanganan Bencana Jeneponto disaksikan oleh Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Margo Wiyono, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulsel Ilham Gazaling, disaksikan oleh Organisasi Perangkat Daerah, warga terdampak bencana dan para penerima santunan ahli waris korban meninggal akibat banjir.

Dirjen juga menyampaikan pesan Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita kepada warga terdampak bencana agar tetap tabah dan kuat. Pemerintah Pusat terus memerhatikan, memberikan bantuan dan dukungan kepada pemerintah daerah serta warga dalam upaya percepatan pemulihan lingkungan sekitar.

“Sampai hari ini pembersihan terus dilakukan karena banyak rumah terdampak baik yang rusak ringan, sedang maupun berat. Bahkan sampah yang menggunung dari hulu hingga ke hilir. Karena itulah kami membantu memberikan peralatan kebersihan agar kita bisa lakukan bakti sosial sehingga pemulihan lingkungan dan tempat tinggal warga segera terwujud,” terangnya.

Santunan ahli waris diberikan kepada 14 korban meninggal di Kabupaten Jeneponto masing-masing sebesar Rp15 juta. Total santunan untuk ahli waris korban meninggal di Jeneponto adalah Rp210 juta.

Bantuan logistik tanggap darurat senilai total Rp390,4 juta terdiri dari 200 paket makanan siap saji, 30 paket makanan anak, 500 paket lauk pauk, 240 paket kids ware, 150 paket family kit, 120 selimut, 30 lembar tenda gulung, 300 lembar matras, 20 lembar kasur, satu perahu karet dan satu tenda serba guna.

Bantuan peralatan kebersihan terdiri dari 600 cangkul, 200 rol selang air, 200 gerobak dorong, 600 ember plastik, 600 sapu lidi bertangkai, 100 pasang sepatu boot, 400 set sarung tangan karet, 100 sekop gagang besi, 500 garpu gagang besi, 300 penampungan air, 10 unit mesin pompa air, 10 unit gergaji mesin, dan 500 sikat bertangkai.

Dirjen menegaskan seluruh Pilar-pilar yang dimiliki Kementerian Sosial akan diturunkan. Terdiri dari 60 Tagana dibantu SDM Program Keluarga Harapan, Pekerja Sosial, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan Pelopor Perdamaian.

“Mereka akan bersinergi dan bekerja bersama tim dari TNI, Polri dan Pemkab Jeneponto. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada perubahan. Kita bergotong-royong agar masyarakat bisa terbantu secepatnya dan mengurangi beban mereka,” terangnya.

Harry memperkirakan proses pembersihan lingkungan diharapkan selesai dalam waktu dua pekan kedepan.

Banjir di Jeneponto menyebabkan 14 jiwa meninggal, satu orang hilang, dan 50 jiwa mengungsi dan 1.160 orang terdampak bencana.

Sementara itu seorang warga terdampak banjir Hamzar (40) yang menerima santunan ahli waris mengatakan ia kehilangan ibu dan adiknya saat banjir terjadi.

“Saya sedang tidak di rumah, saya cek di media sosial ada banjir di desa saya lalu saya telpon ibu. Beliau bilang tidak kena banjir. Kurang dari 30 menit kemudian saya dengar desa saya diterjang banjir. Saya mencoba pulang tapi lokasinya tidak bisa saya tembus. Saya lihat dari jauh, desa saya sudah seperti lautan,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Hamzar mengatakan warga melihat sang ibu berupaya menyelamatkan diri bersama sang adik. Namun karena panik, keduanya malah terseret derasnya arus air.

Dirjen mengatakan santunan korban meninggal yang diberikan Kementerian Sosial kepada para ahli waris dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga.

“Bisa juga untuk memperbaiki kembali rumah mereka yang rusak akibat banjir. Silakan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk keluarga korban meninggal,” demikian Dirjen.