New York, Amerika Serikat – Dalam rangka perayaan Hari Internasional untuk Pendidikan, Dubes Hari bagikan pengalaman Indonesia dibidang transformasi digital untuk pendidikan di PBB NY, 24 Januari 2023.

“Pertama-tama komitmen politis memainkan peranan essential. Transformasi digital dibidang pendidikan harus dibangun atas pemahaman bahwa pendidikan adalah hak, dan bukan privilege” ditekankan Duta Besar Hari Prabowo. Selain itu, Dubes Hari juga menekankan pentingnya penguatan public-private partnership, digitalisasi kurikulum, dan pengembangan kerangka digital yang “user-centric” dalam transformasi digital dalam dunia pendidikan.

“Tidak mudah bagi Indonesia, sebagai negara kepulauan dan negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia, untuk mendorong pemerataan pendidikan. Namun Indonesia terus mengupayakan pemajuan dan pemerataan pendidikan dengan sungguh-sungguh. Transformasi digital selama pandemi telah mendorong realisasi visi digitalisasi pendidikan menjadi aksi.” ia jelaskan dalam pernyataannya.

Belajar selama pandemi, Indonesia terus optimis dalam melihat situasi darurat sebagai potensi transformasi. Dubes Hari sampaikan bahwa dengan transformasi digital, pendidikan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat.

Menanggapi presentasi Indonesia, Duta Besar Denmark untuk PBB, Martin Bille, juga menekankan bahwa pandemi telah memperbesar kesenjangan dalam kualitas dan akses pendidikan. Untuk itu, penting bagi negara-negara untuk lipatgandakan upaya dalam penyediaan akses kepada pendidikan berkualitas.

Dubes Hari juga sebutkan berbagai langkah yang telah diambil Indonesia untuk transformasi digital. Dimulai dari penguatan komitmen politis, penguatan public-private partnership, transformasi kurikulum melalui digitalisasi, hingga pengembangan kerangka digital yang “user-centric”.

Melalui program digital platform training Pemerintah Indonesia telah melatih 17.000 guru, yang kemudian menjadi pelatih bagi 230 ribu guru lainnya.

Di tingkat global, visi yang sama juga ditunjukkan Indonesia. Upaya transformasi digital dibidang pendidikan secara konsisten direfleksikan dalam outcome Presidensi Indonesia di G20.

Selaku moderator, Profesor Maria Ivanova (Direktur School of Public Policy and Urban Affairs – Northern University) menyampaikan bahwa optimisme Indonesia ini telah menunjukkan perspektif segar dalam melihat dampak pandemi terhadap pendidikan. Diharapkan hal ini dapat terus menginspirasi negara-negara dan aktor pendidikan di seluruh dunia.

Tahun ini UNESCO mengambil “to invest in people, prioritize in education” sebagai tema peringatan Hari Pendidikan Dunia. Perayaan juga dimanfaatkan untuk mendengar pengalaman aktivis pendidikan perempuan di Afghanistan, yang memperjuangkan kesetaraan pendidikan bagi perempuan. Bersama Indonesia, perayaan hari internasional untuk pendidikan juga diisi dengan rekaman pidato Sekretaris Jenderal PBB, pernyataan Presiden Majelis Umum PBB ke-77, serta perwakilan Pemerintah Inggris dan Mongolia. (Rls)