Presiden Apresiasi Hawa Kesejukan di Munas Partai Golkar

Jakarta – Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi hawa kesejukan yang tercipta dalam pembukaan Musyawarah Nasional X Partai Golkar di Jakarta, Selasa malam.

“Saya tadi masuk di ruangan ini, hawanya sudah ‘kelihatan’, sejuk gitu, sejuk. Saya yakin walau AC dimatikan hawa kita tetap sejuk,” kata Presiden Jokowi dalam pidato pembukaan Munas X Golkar.

Kesejukan yang dimaksud Presiden tidak terlepas dari keputusan pengunduran diri politikus Golkar Bambang Soesatyo dalam pencalonan sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar yang membuat polemik di internal partai berlambang pohon beringin ini.

Sebelum Presiden berpidato, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, yang memberikan pidato politik lebih dahulu, menyatakan apresiasinya atas pengunduran diri Bamsoet yang membuat suasana munas menjadi tenang.

“Karena tadi sudah disampaikan oleh Pak Airlangga. Saya sekali lagi ingin menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi terhadap kesejukan tadi. Akan tetapi, jangan ada yang berprasangka tidak baik,” kata Presiden.

Presiden mengatakan kemarin ada yang menyampaikan isu bahwa pihak Istana mengintervensi Munas Golkar. Presiden menegaskan akan memberikan jaminan bahwa tidak ada intervensi itu.

“Kalau ada yang menyampaikan, Pak Mensesneg, Pak Pratikno (mengintervensi), saya berikan jaminan tidak ada, enggak ada. Ya, karena memang betul-betul enggak ada. Katanya kumpulkan DPD-DPD, mana yang dikumpulkan,” kata Presiden.

Presiden lantas menantang seluruh kader Golkar untuk maju ke atas panggung jika ada di antara mereka yang merasa dikumpulkan dan diintervensi Mensesneg.

“Mana coba kalau ada DPD yang dikumpulkan Mensesneg di sini silakan maju, saya beri sepeda,” ucap Presiden disambut tawa seluruh peserta dan tamu undangan munas.

“Silakan kalau ada. Silakan kalau ada yang dikumpulkan Mensesneg, maju saya berikan sepeda. Betul,” kata Presiden lagi.

Presiden menegaskan bahwa begitu mendengar berita adanya intevensi Istana, dirinya langsung menanyakan hal itu kepada Mensesneg.

“Saya tanya (Mensesneg) apa betul? ‘Tidak Pak’. Betul? ‘Tidak Pak’. Kalau ada (intervensi) menteri dari Golkar mestinya. Pak Agus mungkin atau Pak Zainuddin Amali, atau Pak Luhut bisa saja karena kader Golkar semua. Akan tetapi, kalau di luar itu ada yang manggil-manggil, silakan ke sini maju ke depan, betul saya beri sepeda, betul,” kata Presiden menegaskan.

Presiden menyampaikan sangat senang dalam Munas X Golkar terlihat sebuah persaudaraan yang baik dan sebuah kerukunan yang baik.

“Jadi, saya sekali lagi ingin mengajak kita semua memberikan tepuk tangan kita untuk Pak Bambang Soesatyo,” ujar Presiden.

Pada saat itu, sejumlah peserta Munas X Golkar berteriak agar Presiden memberikan sepeda kepada Bamsoet yang telah membuat munas menjadi sejuk.

Presiden pun menanggapi, “Kalau Pak Bambang Soesatyo jangan diberi sepeda. Beliau ini pemilik Tesla nomor satu, pertama di Indonesia. Saya beri sepeda buat apa. Kalau saya dikasih Tesla itu baru benar. Akan tetapi jangan, nanti masuk gratifikasi.”

Presiden kemudian menjelaskan bahwa kerukunan penting untuk menunjukkan kepada rakyat.

Kalau Golkar panas, kata Jokowi, perpolitikan nasional juga panas. Demikian pula, sebaliknya.

Jika stabilitas nasional terguncang sedikit saja, menurut Presiden, akan berpengaruh pada kepercayaan investor. Investasi adalah hal yang ujungnya akan menciptakan lapangan kerja yang sangat luas bagi masyarakat.

Presiden mengatakan bahwa ada jalan demokrasi dan kerukunan maka untuk apa menempuh hal yang panas.

“Yang saya khawatir, saya hanya melihat dari jauh kalau Golkar ini pecah, jadi partai baru lagi, itu kekhawatiran saya. Golkar partai besar yang menjadi aset besar bagi Indonesia, mari kita jaga bersama-sama,” kata Jokowi.

Di akhir pidatonya, Presiden meminta Golkar memberikan dukungan terhadap omnibuslaw yang akan segera diajukan pemerintah.

Menurut Presiden, kecepatan dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan dunia menjadi makin cepat dan dapat menarik investasi sebesar-besarnya serta membuka lapangan kerja seluas-luasnya. (Ant)