Jakarta – Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan olahraga terbesar empat tahunan di jagad Asia yakni Asian Games ke-18 pada 18 Agustus hingga 2 September 2018.

Dengan pusat arena pertandingan dan perlombaan di Jakarta dan Palembang, atlet-atlet Indonesia kini tengah mempersiapkan diri secara maksimal untuk mengejar prestasi terbaik dalam ajang yang selalu dijuarai oleh Jepang sejak Asian Games ke-1 pada tahun 1951 hingga ke-8 tahun 1978 dan China sejak Asian Games ke-9 tahun 1982 hingga ke-17 tahun 2014 itu.

Mengejar prestasi terbaik guna mendongkrak peringkat tampaknya menjadi perjuangan sesungguhnya dari para atlet nasional untuk memberikan hasil terbaik dan didukung penuh oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Sebagai tuan rumah, selain harus mampu menyediakan sarana, fasilitas, dan layanan terbaik bagi kelancaran penyelenggaraan perhelatan olahraga itu, publik juga berharap Indonesia dapat mencapai peringkat terbaik, agar tidak sekadar menjadi penonton atas kedigdayaan atlet-atlet negara lain yang berlaga di negeri ini.

Pengalaman terbaik Indonesia ketika berhasil bertengger pada posisi kedua dari 16 negara saat menjadi tuan rumah pada Asian Games ke-4 di Jakarta pada 24 Agustus – 4 September 1962 dengan mengantongi 21 emas, 26 perak, dan 30 perunggu, tidak mustahil terulang kembali tahun depan.

Sebaliknya, tentu saja Indonesia tidak mau mengulangi pengalaman paling buruk ketika menelan pil pahit pada Asian Games ke-15 di Doha, Qatar, 1-20 Desember 2006 yang diikuti oleh 45 negara. Saat itu Indonesia berada di posisi ke-22 dengan dua emas, tiga perak, dan 15 perunggu. Sementara Thailand di peringkat kelima, Malaysia dan Singapura pada posisi kesebelas dan keduabelas. Tuan rumah Qatar berada di peringkat kesembilan.

Negara yang menjadi tuan rumah cenderung menghasilkan prestasi terbaik bagi negaranya.

Merujuk pada hasil Asian Games ke-1 di New Delhi, India, pada 4-11 Maret 1951, membawa negara itu pada peringkat kedua dari 11 negara peserta dengan dengan 15 emas, 16 perak, dan 20 perunggu, kalah dari Jepang yang menjuarai dengan membawa 24 emas, 21 perak, dan 15 perunggu.

Sementara Indonesia ketika itu harus puas di peringkat ketujuh dengan membawa pulang lima perunggu sedangkan Singapura dan Filipina masing-masing bertengger di posisi keempat dan kelima. Indonesia hanya satu peringkat di atas Burma (Myanmar).

Filipina berada di posisi kedua dari 19 negara ketika menjadi tuan rumah Asian Games ke-2 di Manila, Filipina, pada 1-9 Mei 1954. Sementara Indonesia merosot ke urutan 11. Burma dan Singapura masing-masing berada di peringkat kedelapan dan kesembilan.

Empat tahun kemudian, Indonesia lagi-lagi terpuruk ke urutan 14 dari 20 negara pada Asian Games ke-3 di Tokyo, Jepang, pada 24 Mei – 1 Juni 1958. Filipina bertahan pada peringkat kedua, sedangkan Vietnam (Selatan), Burma, Singapura, dan Thailand masing-masing pada posisi kedelapan, kesembilan, kesepuluh, dan keduabelas.

Setelah berhasil menduduki peringkat kedua saat menjadi tuan rumah Asian Games tahun 1962, empat tahun kemudian posisi Indonesia merosot ke urutan keenam dari 18 negara peserta Asian Games ke-5 di Bangkok, Thailand, pada 9 – 20 Desember 1966. Thailand dan Malaysia masing-masing berada di peringkat ketiga dan keempat. Burma, Singapura, dan Vietnam (Selatan) berada di peringkat keduabelas, ketigabelas, dan keempatbelas.

Thailand berada pada peringkat ketiga ketika menjadi tuan rumah saat Asian Games ke-6 pada 24 Agustus – 4 September 1970 yang diikuti 18 negara. Indonesia pada peringkat kesembilan, di bawah Malaysia dan Myanmar yang masing-masing pada posisi ketujuh dan kedelapan.

Begitu pula Iran, berada di posisi kedua dari 25 negara peserta ketika menjadi tuan rumah Asian Games ke-7 pada 1-16 September 1974. Indonesia pada peringkat kesembilan, tepat di bawah Thailand.

Indonesia berada di posisi ketujuh dari 25 negara peserta Asian Games ke-8 pada 9-20 Desember 1978. Thailand berada di peringkat kelima sedangkan Malaysia dan Malaysia terpuruk di peringkat kesebelas dan keduabelas.

Peringkat keenam berhasil dicapai oleh Indonesia dari 33 negara peserta Asian Games ke-9 di New Delhi, India, pada 16 November – 4 Desember 1982, dengan mengantongi empat emas, empat perak, dan tujuh perunggu. India berada di peringkat kelima setelah China, Jepang, Korsel, dan Korut.

Indonesia kala itu berhasil menggungguli negara-negara lain sesama anggota ASEAN seperti Filipina (yang berada di urutan sepuluh), Thailand (12), Malaysia (15), Singapura (16), dan Vietnam (22).

Asian Games ke-10 di Seoul, Korsel, pada 20 September – 5 Oktober 1986 yang diikuti oleh 33 negara, menempatkan Indonesia pada posisi kesembilan dengan satu emas, lima perak, dan empat perunggu. Korsel berada di peringkat kedua.

Indonesia pada posisi kedelapan dengan tiga emas, enam perak, dan 21 perunggu, dalam Asian Games ke-11 di Beijing, China, pada 22 September – 7 Oktober 1990 yang diikuti oleh 37 negara.

Asian Games ke-12 di Hiroshima, Jepang, pada 2-16 Oktober 1994 yang diikuti oleh 42 negara, menempatkan Indonesia pada posisi kesebelas dengan tiga emas, 12 perak, dan 11 perunggu. Indonesia tepat dua peringkat di bawah Malaysia tetapi satu peringkat di atas Thailand. Jepang berada di posisi kedua setelah China.

Selanjutnya dalam Asian Games ke-13 di Bangkok, Thailand, pada 6-20 Desember 1998 yang diikuti oleh 41 negara, menempatkan Indonesia pada posisi kesebelas dengan enam emas, 10 perak, dan 11 perunggu. Thailand berada di peringkat keempat. Indonesia tepat di atas Malaysia.

Asian Games ke-14 di Busan, Korsel, pada pada 25 September – 14 Oktober 2002 yang diikuti oleh 44 negara, menempatkan Indonesia pada posisi keempatbelas dengan empat emas, tujuh perak, dan 12 perunggu. Korsel berada di posisi kedua sedangkan Thailand di peringkat keenam. Indonesia tepat di bawah Malaysia dan Singapura.

Empat tahun kemudian, Asian Games ke-15 di Doha, Qatar, 1-20 Desember 2006 yang diikuti oleh 45 negara, menempatkan Indonesia pada posisi ke-22 dengan dua emas, tiga perak, dan 15 perunggu. Sementara Thailand di peringkat kelima. Malaysia dan Singapura pada posisi kesebelas dan keduabelas. Tuan rumah Qatar berada di peringkat kesembilan.

Asian Games ke-16 di Guangzhou, China, pada 12-27 November 2010 yang diikuti oleh 45 negara, menempatkan Indonesia pada posisi kelimabelas dengan empat emas, sembilan perak, dan 13 perunggu.

Sementara empat tahun lalu dalam Asian Games ke-17 di Incheon, Korsel, pada 18 September – 4 Oktober 2014 yang diikuti oleh 45 negara, menempatkan Indonesia pada posisi ketujuhbelas dengan empat emas, lima perak, dan 11 perunggu. Korsel berada di peringkat kedua, Thailand keenam, Malaysia keempatbelas, dan Singapura kelimabelas.

Target Memang tidak mustahil bahwa Indonesia dapat mengulangi kesuksesan mencapai peringkat terbaik, yakni peringkat kedua saat menjadi tuan rumah Asian Games tahun 1962 lalu. Namun kondisi saat ini berbeda, tingkat kompetisi sangat ketat, jumlah negara peserta jauh lebih banyak, demikian pula jumlah atlet yang berlaga jauh lebih banyak.

Indonesia pun tidak ingin mengulangi hasil terburuk pada Asian Games di Qatar tahun 2006 lalu.

Pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi telah menargetkan Indonesia masuk dalam peringkat 10 besar dalam Asian Games ke-18 tahun depan.

Target itu juga tak mustahil dapat dicapai tetapi melihat pada hasil Asian Games ke-12 hingga Asian Games ke-17 atau dalam kurun 20 tahun sejak tahun 1994 hingga 2014, selalu menempatkan Indonesia pada peringkat di luar 10 besar. Pada periode itu menempatkan Indonesia pada peringkat belasan, bahkan pada posisi ke-22 pada Asian Games tahun 2006 di Qatar.

Indonesia masuk 10 besar pada Asian Games ke-1 hingga Asian Games ke-11, kecuali pada Asian Games ke-2 yang menempatkan Indonesia pada peringkat kesebelas dan Asian Games ke-3 yang menempatkan Indonesia pada posisi ke-14.

Jadi dari 17 kali pengalaman mengikuti Asian Games, Indonesia sebanyak sembilan kali masuk dalam peringkat 10 besar, bahkan hasil terbaik peringkat kedua saat menjadi tuan rumah Asian Games tahun 1962, dan sebanyak delapan kali berada di luar peringkat 10 besar.

Prestasi ini tentu saja harus menjadi evaluasi bagi Indonesia agar saat menjadi tuan rumah tahun depan dapat mencapai target, syukur-syukur bisa mengulangi kesuksesan pada tahun 1962.

Dewan Olimpiade Asia (OCA) telah menentukan 40 cabang olahraga akan dipertandingkan atau diperlombakan dalam Asian Games 2018. Dari berbagai cabang olahraga, medali emas yang berpotensi untuk diraih oleh atlet-altet Indonesia antara lain bulutangkis, panahan, atletik, boling, bridge, kano/rowing, balap sepeda, jetski, karate, paragliding, pencak silat, sport climbing, taekwondo, angkat besi, dan wushu.

Sebanyak 45 negara bakal menjadi peserta Asian Games 2018 dan jumlah negara sebanyak itu tidak mengalami perubahan sejak Asian Games ke-15. Jumlah negara sebanyak ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia, apalagi untuk menyaingi dominasi atlet-atlet dari China, Jepang, dan Korsel.

Hasil SEA Games pada Agustus lalu yang menempatkan Indonesia berada di peringkat kelima di kawasan Asia Tenggara, dan kalah bersaing dengan Malaysia sebagai tuan rumah, Thailand, Vietnam, dan Singapura, menjadi instrospeksi bagi Indonesia untuk segera berbenah diri mengejar prestasi terbaik di kawasan Asia.

Inasgoc (Indonesia Asian Games Organizing Committee) selaku panitia penyelenggara perhelatan olahraga terbesar di Asia ini juga menargetkan sebanyak empat sampai lima miliar penonton yang menyaksikan siaran Asian Games 2018. Sejauh ini sekitar 20 stasiun televisi dunia yang sudah mengambil hak siar Asian Games. Qatar, misalnya, mengambil hak siar Asian Games 2018 untuk kawasan Timur Tengah, China, Korea, Jepang, Taiwan, Amerika Latin, India, dan Filipina.

Jumlah penonton dari siaran televisi sebanyak itu pula tentu saja menjadi penyemangat bagi para atlet untuk mengukir prestasi terbaik, selain para penonton yang langsung datang ke berbagai arena.

Selamat berjuang Atlet Merah Putih kebanggaan bangsa Indonesia. Raihlah prestasi terbaik bagi bangsa besar ini. Berjayalah di negeri sendiri dalam bersaing dengan 44 negara Asia lainnya.

Jangan sampai publik Indonesia hanya menjadi penonton bagi dominasi atlet-atlet asing yang berlaga di negeri ini. Kalahkan mereka dengan semangat juang yang membara dan bergelora. (Ant)