SAHABAT RAKYAT, Jakarta – Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) mengalami penguatan terhadap mata uang utama lainnya dalam perdagangan di Rabu (23/4). Pasar dipenuhi oleh harapan akan meredanya ketegangan dagang dari China-Amerika Serikat.

Dilansir dari Reuters, Kamis (24/4), Indeks Dolar (DXY) naik 0,297% menjadi 99,86. Greenback melonjak tajam sebelum akhirnya stabil karena sentimen pasar masih rapuh dan kewaspadaan mereka terhadap kebijakan lebih lanjut dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Direktur Perdagangan Monex USA, Helen Given menyebut bahwa pasar masih mempertanyakan status dolar sebagai aset safe haven akibat kebijakan dagang yang terus merugikan perekonomian dari Trump.

Namun kini pasar mulai dapat bernafas lega menyusul sinyal adanya upaya de-eskalasi perang dagang dari China-AS. Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, menyatakan bahwa ketegangan dagang mungkin akan mereda, bahkan ia terbuka dengan potensi kesepakatan antara kedua negara untuk secara signifikan menurunkan tarif.

Meski demikian ia menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak akan dilakukan secara sepihak. Ia mendorong untuk negosiasi dilakukan bersama-sama oleh China-AS.

“Orang-orang secara umum merasa lega karena ada potensi diskusi antara dua negara besar, dan hal itu sangat terasa di pasar,” kata Given.

Pasar keuangan juga sempat terguncang oleh kekhawatiran dengan ancaman terhadap independensi dari Federal Reserve (The Fed). Trump baru-baru ini terus melontarkan kritik terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell.

Namun, ia kini tampak meredam spekulasi tersebut dengan menyebut bahwa dirinya tak ingin memecat sosok ketua bank sentral namun hanya ingin suku bunga diturunkan di AS. Hal ini menjadi sinyal positif dan berpotensi memulihkan keyakinan investor terhadap kestabilan kebijakan moneter AS.

“Saya tak berencana untuk memecat Powell. Saya hanya berharap dia bisa lebih aktif dalam mempertimbangkan penurunan suku bunga di AS,” ujar Trump di Gedung Putih. (Red)