PISPK Kemenkes Dianggap Belum Sempurna, Dua Puskesmas Ciptakan Aplikasi PISPK Baru

Bogor – Bebagai kondisi geografis di daerah membuat pelaksanan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) tidak optimal, ada wilayah yang berhasil memasukkan data ada juga yang kesulitan. Hal itu membuat dua Puskesmas di daerah, yakni Puskesmas Blooto, Kota Mojokerto, dan Puskesmas Kwadungan, Ngawi, Jawa Timur melahirkan inovasi dalam bentuk Aplikasi PISPK.

PISPK merupakan salah satu program prioritas Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Pada pelaksanaannya membutuhkan sumber daya dan upaya yang besar untuk menghasilkan data yang valid mencakup total populasi, dana apa yang telah dilaksanakan oleh petugas kesehatan setempat.

Pendataan yang valid menjadi sangat penting karena output yang dihasilkan akan dijadikan sebagai informasi untuk membuat perencanaan Puskesmas.

Permasalahan yang dihadapi oleh Puskesmas Blooto adalah aplikasi PISPK Pusat Data dan Informasi (Pusdatiin) Kemenkes belum sempurna sehingga survei yang telah dilaksanakan tidak bisa menghasilkan output atau informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan Puskesmas.

Lantas Puskesmas Blooto menciptakan aplikasi PISPK agar mendapatkan output lengkap dari kegiatan survei yang mencakup indeks keluarga sehat (IKS) per kepala keluarga, IKS seluruh RT, RW, dan kelurahan, serta data 12 indikator PISPK bisa dimunculkan.

Tujuan dari aplikasi PISPK itu untuk efisiensi tenaga dan waktu. Satu hal, yang penting dari format aplikasi PISPK ini dibuat sama dengan aplikasi PISPK Pusdatin. Pada aplikasi PISPK ini baik data offline maupun online cukup dengan satu kali entry.

Berbeda dengan Aplikasi PISPK yang diciptakan oleh Puskesmas Kwadungan. Aplikasi di Puskesmas tersebut telah terhubung dengan google maps. Dari situ akan terlihat misalnya penderita TBC telah diobati sesuai standar atau tidak, Hipertensi apakah diobati teratur atau tidak, orang dengan gangguan jiwa diobati teratur atau tidak, hingga keberadaan jamban di suatu rumah tangga.

Dokter Trihono dari Health Policy Unit, Sekretaris Jenderal Kemenkes RI mengatakan kondisi di lapangan memunculkan berbagai hambatan bagi pelayanan petugas kesehatan daerah. Dari situ maka terjadilah inovasi aplikasi PISPK.

“Saran saya adalah inovasi ini (seperti aplikasi PISPK Puskusmas Blooto dan Kwadungan) mesti ditampung, disalurkan, dan kalau bisa dipresentasikan pada saat Rakerkesnas nanti misalnya,” katanya pada Rapat Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (Rakorpop) Kemenkes di Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/11/2018). (Prwr)