Bandung – Peminat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) bertambah. Maka manajemen pengelolaan Seleksi Prestasi Akademik Nasional dan Ujian Masuk (SPAN-UM) PTKIN harus meningkatkan kualitas.

Demikian pesan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada Focus Group Discussion (FGD) Seleksi Prestasi Akademik Nasional dan Ujian Masuk PTKIN, di Bandung, Jawa Barat.

“Manajemen pengelolaan SPAN dan UM-PTKIN ini harus lebih jauh bagus lagi, baik secara kualitas penyelenggaraan ataupun kuantitas pendaftar,” pesan Menag dalam sambutannya yang dibacakan Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Jumat (29/11/2018).

Peningkatan kualitas tersebut menurut Menag juga dengan tetap menjaga distingsi PTKIN. Menag meminta inovasi SPAN-UM PTKIN yang dilakukan, tidak saja menyuburkan banyaknya peminat ilmu umum. Namun juga memikirkan dan menghidupkan kajian-kajian strategis dalam bidang Islamic Studies sebagai core competencies PTKIN.

“Tentu prinsip-prinsip dasar harus kita pegangi, seperti prinsip adil, transparan, fleksibel, efisien, akuntabel serta sesuai perkembangan teknologi informasi di era digital. Apalagi di era disruption seperti sekarang ini, dimana perubahan harus kita sikapi dengan arif dan bijaksana,” jelasnya.

Sistem teknologi yang digunakan dalam SPAN UM PTKIN diharapkan Menag dapat memastikan panitia untuk memperoleh mahasiswa yang tidak saja pintar secara keilmuan. “Akan tetapi juga dapat memperoleh mahasiswa yang memiliki ketahanan dan potensi untuk dikembangkan wawasan Islam dan kebangsaannya,” pesan Menag.

Terakhir Menag berpesan agar dalam pelaksanaan SPAN-UMPTKIN ini, disamping bekerja untuk mempromosikan PTKIN, adalah sangat penting untuk membangun sistem yang transparan, akuntabel dan memenuhi rasa keadilan.

“Sistem apapun yang bisa menjamin tegaknya prinsip-prinsip tersebut harus segera didirikan. Jagalah prestasi dan kepercayaan masyarakat yang selama ini diperoleh dengan meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik,” tegas Menag. (Prwr)