Nganjuk, Jawa Timur – Dua bayi di Desa Sonopatik, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, meninggal dunia setelah diimunisasi oleh petugas kesehatan di desa setempat.

Primita Andriyani (18), ibu bayi itu mengatakan anaknya diimunisasi pada 15 Oktober 2016 di poyandu desa mereka. Setelah imunisasi, pada malam hari bayinya yang bernama Arya Rendra Priyatama (dua bulan) mengalami panas.

“Setelah imunisasi badan panas dan menangis terus. Saya telepon bu Endang (bidan desa) dan disuruh ke sana (pos kesehatan) jam 05.30 WIB dan diberi obat,” katanya ditemui di rumah duka, Kamis.

Ia mengaku diminta membayar uang Rp40 ribu untuk mengganti obat untuk anaknya tersebut. Setelah sampai, panas anaknya bukannya turun, tapi justru bertambah naik. Bahkan, anaknya juga mengalami diare parah.

Ia pun membawa anaknya ke bidan lain, namun diminta untuk membawa anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nganjuk. Di tempat itu, anaknya mendapatkan perawatan medis.

“Saya sempat ditanya dokter, dan saya jawab baru diimunisasi. Di rumah sakit, dokter mengatakan anak saya kritis dan tidak tertolong,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Ia mengaku kaget dengan kejadian tersebut, sebab sebelum diimunisasi anaknya dalam kondisi sehat. Bahkan, berat badannya pun normal, sekitar 6 kilogram. Namun, anaknya meninggal dunia pada 19 Oktober 2016.

Ibnu (30), bapak bayi itu mengaku tidak tahu menahu mengapa kondisi anaknya menjadi drop, padahal anaknya sehat. Ia meminta agar petugas menegur bidan yang bertugas, agar hal ini tidak terjadi pada bayi lainnya.

“Mungkin dari obat yang disuntikkan itu ada yang salah, saya juga kurang tahu. Tapi, kami mikirnya dari situ penyebabnya, dari obatnya, sebelumnya anak saya tidak apa-apa, sehat,” katanya.

Walaupun masih penasaran mengapa anaknya meninggal dunia setelah diimunisasi, Ibnu mengaku rela melepas kepergiannya. Ia hanya berharap, tidak ada bayi lain yang mengalami nasib seperti anaknya.

Sementara itu, sejumlah petugas puskesmas di Kecamatan Berbek, termasuk bidan Nur Endang juga sempat mendatangi rumah rumah duka, Primita Andriyani dan Ibnu. Namun, bidan desa enggan untuk diminta konfirmasi dan meminta wartawan agar ke puskemas langsung.

Selain Arya Rendra Priyatama, seorang bayi lainnya juga meninggal dunia setelah diimunisasi, yaitu Divia Akila Putri (sembilan bulan). Keluarga juga terpukul dengan kejadian tersebut.

Namun, keluarga enggan untuk dimintai konfirmasi dengan alasan semua telah diserahkan ke perangkat desa setempat. Keluarga mengikuti permintaan dari perangkat.

Kepala Puskesmas Grogol Endang Rahayu mengatakan sudah memberikan laporan terkait dengan kronologi meninggalnya dua bayi di Desa Sono, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk itu.

“Semua sudah kami laporkan ke dinas, jadi konfirmasi ke dinas saja,” kata Endang kepada wartawan. (Antara/A1)