Morotai,  – Indonesia dan Amerika Serikat (AS) mendeklarasikan penetapan tiga kawasan konservasi baru di Maluku Utara (Malut) dalam rangka peringatan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara di sektor kelautan dan perikanan.

“Sumber daya laut Indonesia adalah yang paling langka di dunia. Saat kami merayakan peringatan 70 tahun hubungan dengan Indonesia, kami merefleksikan keberhasilan kemitraan selama beberapa dekade, termasuk dengan Pemerintah Indonesia, untuk melindungi keanekaragaman hayati dan meningkatkan pengelolaan sumber daya laut Indonesia yang berharga dan upaya bersama ini sangat penting untuk mata pencaharian berkelanjutan dan untuk kesejahteraan generasi sekarang dan masa depan,” kata Duta Besar AS, Joseph R Donovan Jr saat deklarasi peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-AS yang dipusatkan di Kabupaten Pulau Morotai, Rabu.

Oleh karena itu, berbagai upaya kolaborasi pun terus dilakukan guna meningkatkan pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelajutan, di antaranya dengan mendeklarasikan penetapan tiga Kawasan Konservasi Perairan (KKP) baru di Malut.

Dalam deklarasi tersebut, Pemerintah AS diwakili oleh Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr dan Pemerintah Indonesia diwakili oleh Wakil Gubernur Maluku Utara, Ir. Muhammad Natsir Thoib, dan Bupati Morotai, Beny Laos.

Penetapan KKP seluas 226.000 hektare ini diharapkan dapat bermanfaat untuk melindungi keanekaragaman hayati laut, meningkatkan pengelolaan perikanan berkelanjutan, dan mempromosikan wisata bahari di Maluku Utara. Jika digabungkan, cakupan area KKP tersebut hampir setara dengan luas seluruh pulau Morotai.

Bahkan, selama ini, Pemerintah AS melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) bekerja sama dengan Indonesia, baik pihak swasta maupun pemerintah, untuk melindungi keanekaragaman hayati laut dan mempromosikan perikanan berkelanjutan beserta pengelolaannya. Salah satunya melalui proyek USAID Sustained Ecosystems Advanced (SEA), di mana USAID mendukung upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan produksi ikan dan ketahanan pangan di Provinsi Maluku Utara, Provinsi Maluku, dan Provinsi Papua Barat.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengapresiasi kerja sama antara Indonesia dan AS yang telah terjalin selama tujuh dekade terakhir.

Menurut dia, kerja sama itu telah membantu Indonesia untuk meningkatkan perlindungan keanekaragaman hayati laut di sejumlah wilayah perairan.

“Dibukanya tiga Kawasan Konservasi Perairan baru di Maluku Utara ini tentu akan semakin membantu kita untuk mencapai tujuan perikanan yang berkelanjutan dan ketahanan pangan. Kami berharap, kedua negara akan terus berkolaborasi untuk mencapai tujuan itu di masa mendatang khususnya bersama USAID,” ujarnya.

USAID adalah badan pembangunan internasional terkemuka di dunia dan katalisator pendorong bagi hasil-hasil pembangunan. Pekerjaan kami memajukan keamanan nasional AS dan kemakmuran ekonomi, menunjukkan persahabatan rakyat Amerika dan mendukung kemandirian dan ketahanan Indonesia.

Bahkan, USAID mendukung agenda pembangunan Indonesia dengan membantu melestarikan dan mengelola ekosistem hutan dan laut Indonesia dengan lebih baik. USAID USAID SEA adalah salah satu inisiatif maritim Kedutaan Besar AS di Indonesia, yang menunjukkan luasnya cakupan Kemitraan strategis antara AS dengan Indonesia. (Ant)