Kemenristekdikti Dorong Politeknik di Indonesia Kolaborasi Langsung Dengan Industri

Jakarta – Pemerintah mendorong politeknik di Indonesia untuk berkolaborasi langsung dengan industri yang terdekat dengan politeknik tersebut. Di Indonesia sendiri, baru ada dua politeknik yang kolaboratif dengan industri seperti politeknik yang ada di negara maju seperti Jerman, yang merupakan salah satu negara rujukan pemerintah untuk Program Revitalisasi Vokasi.

“Di politeknik Indonesia baru ada dua yang sudah bekerja sama dengan industri dengan baik, satu adalah Politeknik Negeri Batam, yaitu (dengan) aircraft mantainance, mahasiswa kuliah di Batam sebagai pusat perbaikan pesawat terbang, dan Politeknik Negeri Madiun yang dalam hal ini bekerja sama dengan PT INKA,” ungkap Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, saat melakukan kunjungan kerja ke Politeknik Negeri Madiun (PNM) pada Rabu (9/1/2019).

Menristekdikti meyakini PNM akan mampu berkolaborasi dengan baik dengan PT INKA untuk menghasilkan SDM terampil dan berdaya saing di bidang pengembangan teknologi kereta api. “Ini kalau terwujud, dalam bayangan saya akan menjadi politeknik seperti yang ada di Jerman, Swiss, maupun negara-negara maju lainnya. Kalau kolaborasi ini berhasil, merupakan monumental embrio bagi politeknik lain,” ungkap Nasir.

Dalam rangka menjadikan Politeknik Negeri Madiun sebagai politeknik spesialis perkeretaapian di Indonesia, sekaligus mendukung inovasi pada PT Industri Kereta Api (INKA), maka Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sedang merancang pengadaan laboratorium dan software untuk dihibahkan kepada PT INKA, yang nantinya dapat digunakan juga oleh mahasiswa PNM.

“Kami akan alokasikan pendanaan dalam program revitalisasi vokasi untuk laboratorium. Diyakini, laboratorium ini merupakan “alat uji yang layak digunakan untuk kereta api” yang merupakan kompetensi PT INKA. Oleh karena itu, untuk Politeknik Negeri Madiun (PNM), kalau kita, ingin mengajukan pembangunan “laboratorium bogie, lab propulsi”, akan sangat baik dan penting untuk Indonesia kembangkan lebih lanjut,” ujar Menristekdikti.

Menteri Nasir meminta PT INKA untuk menghitung jumlah anggaran yang diperlukan, untuk pengadaan tersebut, dengan syarat PNM dapat menggunakan laboratorium dan software tersebut secara bersama (coworking) dengan dosen dan mahasiswa PNM.

“Coworking ini penting, sehingga laboratorium dapat langsung digunakan mahasiswa bersama karyawan PT INKA. PT INKA mempunyai pengalaman dan kompetensi, dalam penggunaannya, serta menguasai cara-cara mengoperasikannya,” ungkap Menteri Nasir.

Saat melakukan kunjungan ke PNM, Menteri Nasir memberikan kuliah umum bertema Mendorong Pendidikan di Politeknik Untuk Mempersiapkan Lulusan Unggul Era Industri 4.0. Menteri Nasir juga menerima pertanyaan dari mahasiswa dan dosen PNM terkait pengembangan pendidikan tinggi vokasi.

Setelah kuliah umum tersebut, Menristekdikti bersama Direktur Politeknik Negeri Madiun (PNM) Muhammad Fajar Subkhan, Direktur Teknologi dan Komersial PT INKA (Persero) Agung Sedaju, dan Staf Ahli Menristekdikti Bidang Infrastruktur Hari Purwanto menuju Ruang Lokomotif PT INKA di Madiun. Dalam ruangan tersebut, Direktur Teknologi dan Komersial PT INKA (Persero) Agung Sedaju mempresentasikan rencana strelategis PT INKA dan potensi kolaborasi dengan Kemenristekdikti. (Jpp)