Jakarta – Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan nilai tukar rupiah pada Jumat ini akan bergerak menguat jelang rilis data inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan pelemahan dolar.

“Rupiah diperkirakan menguat hari ini jelang rilis data inflasi yang diperkirakan masih akan cukup rendah di angka 3,05 persen year on year di bulan Januari, lebih rendah dibandingkan Desember sebesar 3,13 persen year on year,” ujar Ahmad di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, inflasi yang cukup rendah tersebut kemungkinan dapat menjaga fundamental rupiah tetap kuat dalam jangka menengah.

Dari eksternal, dolar AS diperkirakan melemah terhadap beberapa mata uang utama dunia lainya terutama yen. Pelemahan dolar masih didorong oleh dovish-nya pernyataan Gubernur Fed Jerome Powell Kamis (31/1) lalu setelah memutuskan untuk tidak menaikan tingkat suku bunga acuan atau Fed Fund Rate.

Sementara itu, pelemahan ekonomi AS semakin terlihat jelas. Data penduduk AS yang mengisi tunjangan pengangguran (unemployment benefit) meningkat menjadi 253 ribu di minggu ketiga Januari dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 200 ribu orang.

“Peningkatan tersebut disinyalir akibat government shutdown yang terjadi sebulan terkahir,” kata Ahmad.

Ia memprediksi rupiah pada Jumat ini akan bergerak menguat ke angka Rp13.950 per dolar AS sampai dengan RP14.00 per dolar AS.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat enam poin menjadi Rp13.967 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp13.973 per dolar AS. (Ant)